NABIRE - Tiga hari lalu, Kamis 27 Mei 2023, Tim Seleksi (Timsel) mengumumkan hasil tes kesehatan dan tes wawancara Calon Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Papua Tengah Nomor : 061/Timsel Bawaslu/PT/05/2023.
Pleno ke satu, Kamis (27/05/2023) pengumuman hasil tes kesehatan dan tes wawancara Calon Anggota Bawaslu Provinsi Papua Tengah yang ditandatangani langsung oleh Timsel.
Berdasarkan pleno Timsel per 27 Mei 2023, sepuluh nama ditetapkan calon anggota Bawaslu Provinsi Papua Tengah, selanjutnya mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan yang dilakukan oleh Bawaslu Republik Indonesia.
Dari sepuluh nama tersebut, Ance Boma satu-satunya harapan 30% perempuan yang lulus hasil tes kesehatan dan tes wawancara calon anggota Bawaslu Provinsi Papua Tengah.
Pleno ke satu diumumkan, Ance Boma keluar urutan satu, tetapi pada tanggal 29 Mei 2023, Timsel melakukan pleno ke dua sekaligus menyiadakan Ance Boma dari sepuluh nama yang ditetapkan per 27 Mei 2023.
Pleno ke dua, Senin (29/05/2023) pengumuman hasil tes kesehatan dan tes wawancara Calon Anggota Bawaslu Provinsi Papua Tengah yang ditandatangani langsung oleh Timsel.
Diketahui, Ance Boma digantikan Hugo Viktor Tanamal Iwanggin yang terdapat urutan tiga sebagai salah satu Calon Anggota Bawaslu Provinsi Papua Tengah Nomor : 063/Timsel Bawaslu/PT/05/2023, Senin, 29 Mei 2023.
Hingga kini, berbagai kalangan hangat membahas di media sosial. Mereka menilai tindakan Timsel Bawaslu Provinsi Papua Tengah dalam melaksanakan tugasnya sangat tidak profesional dan sangat keliru.
Baca juga:
Ribuan Warga Riau Tunggu Kedatangan Anies
|
"Tes Bawaslu tahapan demi tahapan sudah kami lewati sampai di puncak pleno dilaksanakan per 27 Mei 2023, saya ditetapkan nomor urut satu tapi tadi malam tiba-tiba nama saya ditiadakan oleh Timsel Bawaslu Provinsi Papua Tengah, " jelas Ance Boma saat dihubungi, Selasa, (30/05/2023).
Keterwakilan perempuan 30%, Ance mengatakan, unsur perempuan satu-satunya yang lulus hanya dirinya, tetapi semalam nama Ance dilenyapkan oleh panitia pelaksana atau Timsel itu sendiri.
"Tadi malam tiba-tiba nama saya dihilangkan kemudian digantikan dengan orang lain, ini saya merasa sangat tidak adil, " katanya.
Ance mengatakan kuota perempuan terabai dan dianggap tak berdaya sehingga diinjak oleh panitia pelaksana atau Timsel Bawaslu Provinsi Papua Tengah.
"Padahal mereka (Timsel) juga sudah tau aturan dan mekanisme perekrutan bahwa 30% untuk perempuan, tetapi nyatanya tidak diakomodir sehingga kami merasa tidak adil dan sangat dirugikan, " ungkapnya.
Ance juga meminta panitia pelaksana atau Timsel segera mengembalikan pleno ke satu atau pertama supaya 30% itu nampak untuk perempuan.
"Bahkan Viktor itu bukan Orang Asli Papua Tengah, beliau orang di luar sana yang diakomodir oleh Timsel gunakan KTP aspal atau ilegal kabupaten Paniai demi kepentingan politik, " katanya.
Michael salah satu intelektual muda Papua Tengah menambahkan, orang yang Timsel menggantikan Ance itu bukan orang Paniai sesuai identitas KTP yang diklaim pemilik yang beredar di berbagai media sosial berapa hari lalu.
Sejak awal 54 orang dinyatakan lulus seleksi berkas administrasi, masyarakat Meepago sempat menolak supaya orang-orang di luar sana enggan untuk diakomodir dalam perekrutan sepuluh besar Bawaslu Provinsi Papua Tengah.
"Tiga wajah baru dengan KPT ilegal yang muncul tiba-tiba saat perekrutan Bawaslu yang ditemukan masyarakat Meepago kemudian beredar di media sosial pekan lalu ini, jelas bukan orang asli Paniai tapi kenapa Timsel akomodir yang sedang bermasalah?" ungkapnya.
Itu artinya, Timsel tidak profesional dalam perekrutan Bawaslu Provinsi Papua Tengah. Selang dua hari, 27-29 Mei 2023, Michael duga bahwa pasti ada kepentingan tertentu yang dimainkan Timsel Bawaslu Provinsi Papua Tengah.
"Sehingga, satu dua hari ke depan kami segenap masyarakat Papua Tengah akan turun demo menuntut Timsel mengembalikan ke pleno awal atau pleno pertama, " ujarnya. (Sepi)