PAPUA TENGAH - Tadi sore sekitar pukul 15.00 waktu Papua, saya berkesempatan singgah di cafee enauto yang terletak di bawa bukit Meriam, kelurahan karang mulia Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tengah.
Sementara saya ngopi, sejumlah anak-anak muda dengan senyuman yang mantap sambil tes-tes maik dan meminta perhatian para penikmat kopi.
Dalam pengantar awal, aktivis muda Robertha Muyapa menjelaskan kalau hari ini hari kesehatan mental sedunia, sambil berduet moderator bersama aktivis lainnya Herman Degei.
Robertha dan Herman Degei diapit oleh anak muda yang gagah Daniel Wakei dokter muda alumnus UGM Yogyakarta.
Dalam pengantar awalnya Robertha dan Herman secara bergantian sambil menjelaskan pada hari ini 10 oktober 2023 Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 atau World Health Mental Day 2023 jatuh pada tanggal 10 Oktober. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan mental di seluruh dunia termasuk kita di Papua Tengah.
Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 Our minds, our rights" atau "Pikiran kami, hak kami". Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk bersatu dalam tema ' Kesehatan mental adalah hak asasi manusia universal' untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kesadaran, dan mendorong tindakan yang melindungi kesehatan mental setiap orang sebagai hak asasi manusia universal.
Dalam Talkshow Daniel Wakei menceritakan dari latar belakang akamiknya gambaran umum gangguan jiwa sedangkan Marsinah Dehde dari pandangan Mengadvokasian Hak asasi gangguan kesehatan jiwa dengan cepat tepat dan tuntas.
Talk show yang di spinsori oleh Enauto Kopi mendapat perhatian para netisen media sosial. Reaksi netizen bergam mulai dari komentar di kolom komentar maupun pertanyaan spontan.
Andrias Gobai pemerhati masalah sosial menyampaikan bahwa saatnya Pemerintah membangun Rumah Sakit Jiwa (RSJ), juga wajib diperhatikan dan dibangun pusat rehabilitasi, karena keduanya adalah satu paket tak terpisah untuk penanganan pasien gangguan jiwa.
“Karena gangguan jiwa harus direhabilitasi psiko sosial agar dia bisa kembali hidup bersosialisasi dan berguna di tengah masyarakat, ”
Kami membayangkan sebuah dunia tempat kesehatan jiwa dihargai, dipromosikan, dan dilindungi; tempat setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati kesehatan mental dan menjalankan hak asasi mereka; dan tempat setiap orang dapat mengakses perawatan kesehatan mental yang mereka butuhkan.
Kecemasan memang merupakan masalah kesehatan mental yang paling lazim dialami oleh remaja usia remaja hingga anak.
Oleh karenanya saatnya Pemerintan berpikir membangun rumah sakit jiwa dan pusat rehabilitasi sosial. Semangat ini disertai dengan semangat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang gangguan jiwa. Semoga.
Penulis adalah, Andrias Gobai, pemerhati masalah sosial di Papua Tengah